Sabtu, 07 Juli 2012

3

 Flashback
Langkahku menelusuri koridor sekolah bersamaan dengn langkah seorang namja tampan di sebelahku. Dengan segaja kulingkarkan tanganku di lengannya sebagai lambang dari kedekatan kami berdua selama ini. Aku dan Chanyeol sudah cukup lama mengenal satu sama lain. Ya semenjak kejadian di lapangan beberapa tahun yang lalu membuat kami lebih dekat dan akrab. Kami jadi lebih sering menyempatkan waktu untuk bertemu hanya untuk berbincang dan bercanda. Keluarga kami juga sudah saling mengenal, sayangnya tak lama kemudian Ibu Chanyeol meninggal. Keadaannya sangat kacau saat itu. Ia mengurung diri di kamar selama 3 hari. Aku yang berulang kali membujuknya agar segera keluar tak juga dihiraukannya sampai suatu saat ayahku sengaja mendobrak pintu kamar Chanyeol. Ia terbaring lemas sambil memegangi lututnya. Tak bisa kubayangkan betapa terpurruknya Chanyeol saat itu. Namun perlahan dia sudah bisa merelakanya. Sekarang Senyum dan tawa tak jarang muncul di bibirnya. Senyum tanpa paksaan sedikitpun. Aku merasa lega melihatnya. Chanyeol kembali menjadi Chanyeol yang jail periang dan ngeselin seperti dulu. Sekarang Chanyeol hidup sendiri. Ia tinggal di salah satu perumahan elit kota Seoul. Aku tidak tahu menahu darimana ia mendapatkan uang untuk membiayai hidupnya. Namun setahuku dia tidak pernah menceritakan apapun terutama keluarganya. Mungkin keluarga adalah urusan paling pribadi miliknya sampai dia tidak mau memberitahu kepadaku. Namun sekali dia pernah cerita tentang kehidupan ayahnya. Ayahnya bercerai dari ibunya. Entah karena apa Chanyeol menjadi hidup dengan ibunya. Setelah ibunya meninggal, aku belum pernah mendengar sekalipun tentang keluarganya.
---------------------------------------
Author’s
Bola oranye yang tiba tiba menggelinding berhasil membuat langkah keduanya terhenti. Kedua bola mata Yoon ra sibuk mencari tempat asal bola tersebut. Namja tinggi putih yang berada dilapangan itu menoleh kearah mereka berdua, menunjuk nunjuk bola itu seakan berkata “tolong ambilkan bola itu”. Yoon ra yang menyadarinya langsung bangkit mengambil bola itu dan melemparkannya kepada sekumpulan namjadeul yang berada di lapangan. Namja itu tersenyum kearah Yoon ra dan mengedipkan sebelah matanya sebagai perwakilan dari ucapan terimakasihnya. Yoon ra terhenyak sebentar, masih memandangi ‘angel boy’ itu. Dengan hanya satu hentakan namja itu berhasil meraih 1 poin untuk teamnya. Sungguh luar biasa. Daebak. Jjang. Awesome. Fantastic. Semua murid yang berada di sekitar koridor maupun lapangan bersorak senang. Yoon ra yang masih meperhatikannya juga ikut bersorak, namun berbeda hal dengan manusia yang berada di sampingnya ini. Tatapannya dingin, tangannya terkepal, rahangnya mengeras seperti ada sesuatu yang  membuatnya tampak tidak suka.
“gwenhanayo?” tanya Yoon ra seolah membuyarkan fikiran Chanyeol. Chanyeol alngsung menariknya tangannya pergi.                                                                                                                                                                                                                                                    
“hm..n..ne..kajja” sahutnya cepat.
---------------------------------
Langkah kami terhenti di depan kelas. Ia segera melepaskan tangannya dan tersenyum kearahku. Memerkan sederetan gigi putih terawat dihadapanku.
“aku takkan mengikuti kelas hari ini”
“kau harus belajar yoon ra.. jangan mengikutiku.. aku ada urusan” Ia kembali tersenyum sambil mengacak ngacak rambutku. Chanyeol kini membalikan badannya  dan melangkah pergi. Aku yang belum sempat mengajukan pertanyaanku hanya menatap punggunya menjauh. Mau kemana dia? Mengapa sampai tidak mengikuti kelas? Mengapa aku tidak boleh ikut bersamanya?.........
------------------------------------
Murid murid yang sedari tadi tidak memperhatikan HyunJae sonsaengnim yang terus menerus mengoceh. Sebagian murid ada yang mengobrol, saling berbalasan surat bahkan sampai ada yang tertidur. HyunJae sonsaengnim tidak meperdulikannya, ia tetap mengoceh seakan berbicara kepada dirinya sendiri. Baru kali ini aku merasakan kehampaan pada pelajaran favoritku. Entah mengapa aku masih memikirkan kemana Chanyeol pergi, mengapa pandangannya begitu dingin saat melihat namja itu. Tidak biasanya Chanyeol bersikap seperti ini.
Drrrt drrt
Aku yang menyadari langsung merogoh saku bajuku. Mendapati sebuah instan message yang tertera di layar ponselku
From: Chanyeol
“Kau takkan pulang sendirian kan? Sepulang sekolah aku akan menunggumu di gerbang kkkkk~”
-----------------------------------
Author’s pov
Bel sekolah pun berbunyi. Yoon ra yang hendak merapikan buku buku yang tergeletak sembarang dikejutkan oleh pertanyaan dari seorang yeoja teman sekelasnya.
“yoon ra-ya. Chanyeol-ah? Kemana?” Yoon ra terkesiap mendengarnya. Sepintas bayangan namja tinggi itu muncul di fikiran Yoon ra. Ia sangat menghawatirkan namja itu. Ia takut terjadi sesuatu kepadanya.
“oh, aku.. molla..”Yoon ra mengedikkan bahunya. Tersenyum lemas dan menunduk. Yeoja itu kini kembali terseenyum dan menepuk sebelah pundak yoon ra sebelum langkahnya melebar meninggalkan gadis itu sendirian.Yoon ra harus segera pergi mendatangi namja itu dan memberinya beberapa pertanyaan. Adakah sesuatu yang ia sembunyikan darinya?
--------------------
Yoon ra menoleh ke kiri dan ke kanan. Mencari sosok manusia yang selama jam pelajaran ia fikirkan. Sudah jam pulang sekolah, chanyeol berjanji untuk menunggu nya di gerbang bukan?Tapi... sampai saat initak sedikit pun dari batang hidungnya yang terlihat. Alhasil 15 menit ia menunggu, namja itu tak kunjung datang. Yoon ra sekali lagi menoleh ke arah gerbang, tak ada chanyeol disana yang ada seorang namja tinggi berseragam tengah menyenderkan punggungnya. Namja itu kini menoleh dan melambaikan tangan ke arah Yoon ra.. Tunggu? Siapa? Hah?!? Yoon ra belum pernah melihat namja itu sebelumnya. Manusia itu kini bangkit dan melangkahkan kaki kearah Yoon ra.Yoon ra yang menyadarinya langsung mengalihkan pandangan. Berharap manusia itu kini salah melihat orang.
“annyeonghaseo” kini perkataan yang muncul dengan tiba tiba itu berhasil membuat yoon ra terlonjak. Ia sedikit terkejut melihat wajah tampan yang hanya beberapa senti dari wajahnya.Manusia itu kini memunculkan senyum manisnya. Di satu sisi yoon ra merasa dirinya tengah melihat ‘malaikat tampan’ namun di satu sisi yang lain dia merasa heran, siapa namja yang berada di depannya ini?
“naneun, kris imnida.. pindahan dari Canada” manusia itu tengah menyodorkan sebelah tangannya. Yoon ra menyambutnya hangat
“Yoon ra Imnida, bangapseumnida” sahutnya gudup gelagapan.Kris sekali lagi menyambut nya dengan senuman super manis. Wajahnya yang tampan, tubuhnya yang tinggi, kulitnya yang putih berseri, rambutnya yangpirang, ia pantas dinobatkan sebagai malaikat tertampan..
“oh gomawoyo yoon ra-ya.. aku tadi belum sempat mengatakan itu kepadamu”
Yoon ra memasang  mimik heran. Seolah tidak mengerti apa yang Kris katakan.
“tadi...pagi..bola..kau..”lanjutnya. Yoon ra lantas teringat kejadia tadi pagi, ia membantu sekumpulan najadeul yang sedang bermain basket mengambilkan bola bukan?
“AHH!” sontak gadis itu teringat pada Chahnyeol, sudah berapa menit ia menunggunya disini?!?!? Kris memiringkan kepalanya heran.
“Jipkkaji mosigo kado dwaelkkayo? (boleh saya antar sampai rumah?)” Tawaran itu kedengarannya  menarik bagi yoon ra namun, ia sudah berjanji untuk tetap menunggu sahabatnya datang untuk menjemputnya.
“oh..geurae...”
“sudah ada janji?” potongnya, Yoon ra merasa bersalah mendengarnya. Sebenarnya jika bukan karna janji bodoh ini, ia pasti sudah melesat pergi bersama Flower boy yang didepannya ini. Alih alih menjawab pertanyaannya, tiba tiba yoon ra menemukan sosok yang ia cari deibalik punggung murid murid yang berlalu lalang.
“Chanyeol-ah!!!!!!!!” seru Yoon ra sambil melambaikan tangannya. Manusia yang tengah berdiri itu langsung menoleh ketika menyadari namnaya dipanggil. Seulas senyum muncul di bibrinya, sayangnya detik berikutnya digantikan oleh tatapan dingin dan benci. Chanyeol melangkah kearah mereka.
“YA! darimana saja kau? lebih dari 1 jam aku menunggumu disini!” keluhku kesal sambil memukul kecil kearah badannya. Sesaat tak ada respon darinya. Sorot matanya dalam memandang Kris , begitupun sebaliknya. Tatapan mereka dingin, amarah seperti tersirat kebencian. Dalam hati, Yoon ra bersumpah tak pernah sekalipun melihat tatapan kawan akrab nya sperti ini. Ada apa? Apa yang terjadi diantara mereka? Bahkan setahuku Chanyeol tidak pernah sekalipun menceritakan tentang Kris sebelumnya. Lalu mengapa mendadak mereka seperti 2 singa yang hendak bertengkar??
Tak lama Chanyeol akhirnya menatap gadis yang lebih pendek darinya, mengacak ngacak rambutnya sengaja.
“ada urusan apa kau dengannya?” Yoon ra melirik kris yang juga menatapnya.
“ah.. anio.. tadinya Kris ingin mengantarkanku pulang, namun kau kan...”
“lalu? Kenapa kau tidak pulang bersamanya?”
“ah tenang saja Yoon ra-ya. kau aman bersamanya. Aku mengenalinya kok. Dia akan menjagamu dan membiarkanmu pulang dengan selamat. Oh soal tadi, jongmal mianhaeyo aku membuat kau menunggu lama, yaa biasalah terjebak macet. Oh satu lagi! Tadi HyunJae sonsaengnim memanggilku untuk keruangan beliau. Aku tidak boleh terlambat. Geurae.. kalian pergi saja eoh? Jangan khawatirkan aku Yoon ra-ya okay? Bye” Chanyeol mengacak rambut yoon ra sekali lagi sebelum langkahnya pergi meninggalkan dua sosok yang mematung. Kris yang terdiam memandangi punggung chanyeol yang semakin lama semakin menjauh yang akhirnya hilang di tikungan. Yoon ra yang terdiam, matanya melebar, mulutnya setengah terbuka.
“lalu? Tunggu apalagi? Kajja..” Kris menarik tangan yoon ra, menyeretnya untuk masuk kedalam mobil Volvo silver dan melesat pergi keluar sekolah.
----------------------------------------
Sudah setengah perjalan menuju rumah Yoon ra, namun tak sedikitpun percakapan yang mereka bicarakan. Yoon ra yang duduk di bangku sebelah kemudi terdiam masih shock terhadap kejadian beberapa menit lalu. Kris yang duduk di bangku kemudi terdiam memfokuskan pandangannya pada jalan seoul yang begitu ramai. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut yoon ra maupun kris. Intinya sejauh ini mereka larut dalam fikirannya masing masing.
“kau.. teman dekat Chanyeol rupanya” Kris membuka mulut. Yoon ra menoleh sementara kris masih memfokuskan padangannya ke depan
“kami sudah lama mengenal satu sama lain.. geurom.. kau? kau siapa nya Chanyeol? Katanya dia mengenalmu. Kau temannya?” balas yoon ra membuat Kris menoleh. Kris berusaha untuk menahan tawanya ketika melihat gadis yang berada di sebelahnya itu tampak kacau.
“Bahkan menurutku lebih dari sekedar teman” Kris kembali memfokuskan padangannya pada jalan raya sementara Yoon ra masih menatapnya heran.
“hah? Maksudmu?” Kris terkekeh sebentar. Senyum nya merekah membuat Yoon ra bergidik ketakutan.
“tanyakan saja pada sahabatmu itu” jawabnya singkat. Kembali pada posisi semula. Hening. Kris tetap fokus pada jalan raya dan yoon ra terdiam di bangkunya. Mencoba mencerna setiap kata yang dilontarkan kris tadi. Lebih dari sekedar teman? Apa maksudnya?